Cara Mengecat Dinding Baru
Yang harus dilakukan untuk
memulai proses pengecetan adalah menyiapkan
permukaan yang akan dicat.
Pastikan permukaan dinding bersih dan kering untuk
mencegah terjadinya
pengelupasan. Kerjakan pengecatan pada siang hari. Mulai
dari dekat jendela menuju
ke ruang dalam. Bila mengecat seluruh ruangan,
kerjakanlah mulai dari
langit-langit yang diteruskan ke dinding dekat kusen jendela,
pintu-pintu, dan kemudian
ke bagian bawah. Lakukanlah pembuangan sisa saat
melakukan pengecatan karena
kita harus bertanggung jawab terhadap lingkungan
dengan menghindarkan
membuang limbah/sisa cat ke dalam saluran pembuangan.
Terakhir adalah membiarkan
sisa cat mengering di wadahnya sebelum dibuang
1.
Pemberian
Cat Dasar
Cat dasar untuk tembok dibagi dua,
yaitu cat dasar yang berupa varnish
dasar air yaitu cat tanpa pigmen
dengan dasar emulsi acrylic 100%. Cat dasar
ini biasanya disebut Wall Sealer Water Base. Wall
Sealer sangat
baik untuk
tembok baru yang banyak retak rambut
untuk mengisi celah-celahnya dan untuk
menguatkan lapisan cat lama yang mulai
mengapur. Kedua adalah cat dasar
yang berupa cat tembok warna putih
dengan dasar emulsi acrylic 100% dan
mempunyai daya tahan alkali yang
tinggi, daya rekat serta daya isi yang baik
serta kadar bahan anti jamur cukup
tinggi. Cat dasar ini disebut Alkali
Resisting
Primer
atau Undercoat Tembok.
Cara pemakaiannya adalah encerkan cat
sesuai dengan petunjuk pabrik,
jangan berlebihan, karena dapat
menghilangkan fungsi cat dasar. Beri satu
atau dua lapis cat dasar.
2.
Langkah
Pengecatan
a. Reaksi pengerasan (curing)
semen pada plesteran harus sudah sempurna,
minimal harus ditunggu selama 28 hari.
b. Periksa kelembapan tembok. Gunakan
alat protimeter, yaitu alat pengukur
kadar air. Kadar air harus sudah di bawah 18%.
c. Periksa kadar alkali tembok.Gunakan
kertas lakmus untuk mengukur pH
(derajat keasaman/alkali). Kadar alkali harus menunjukkan kurang lebih
pH 8. Kalau lebih dari pH 8, berarti reaksi semen belum sempurna dan
tembok belum layak dicat.
d. Kalau kadar air sudah rendah,
tetapi kadar alkali masih tinggi, berarti masih
ada semen bebas yang belum beraksi karena kekurangan air. Basahkan
permukaan tembok dengan air bersih.
e. Bila semua persyaratan di atas
sudah terpenuhi, bersihkan permukaan dari
bekas percikan semen, efflorescene (pengkristalan garam), pengapuran,
debu, kotoran, dan minyak. Gosok permukaan tembok dengan kertas
ampelas kasar atau sikat sambil permukaan tembok dibasahi air bersih.
Kemudian keringkan dengan kain lap yang bersih.
f. Cuci permukaan tembok dengan
larutan asam chlorida (HCl) 10–15% untuk
menetralkan alkali yang masih ada dan juga mengetching permukaan
tembok agak lebih kasar sehingga daya lekat lebih baik.
g. Bila permukaan tembok berlumut atau
berjamur, cuci dengan larutan kaporit
10–15%.
3.
Pemberian
Cat Akhir
a. Persiapan permukaan harus telah
sempurna.
b. Bagian-bagian tembok yang tidak
akan dicat, alat-alat rumah tangga seperti
kursi, meja, lantai sudah ditutup plastik atau kertas koran.
c. Siapkan alat-alat pengecatan yang
dibutuhkan, seperti kuas, roller, ember,
pengaduk, tangga, dan lain-lain.
d. Periksa kaleng cat, apakah sesuai
dengan ketentuan pabrik. Catat nomor
batchnya (lot).
e. Aduk cat sampai rata dan
pengenceran sesuai dengan kebutuhan pabrik.
f. Selang waktu antara setiap lapis
harus cukup lama. Secara teoritis adalah
2–4 jam, tetap sebaiknya minimal 8 jam
atau semalam.
g. Ventilasi ruangan harus sebaik
mungkin dan kalau dapat pengecatan
dilakukan waktu cuaca terang dan kering. Pengenceran cat jangan langsung
di dalam kalengnya, kecuali kalau dapat habis pada hari itu juga.
h. Tutup rapat-rapat kaleng yang yang
masih ada sisa catnya untuk
menghindari pembusukan.
Sumber: Teknik Konstruksi Bangunan
Gedung Jilid 2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar