Rabu, 19 Februari 2014

Cara Mengecat Dinding Baru ( Pemberian Cat Dasar - Langkah Pengecatan & Pemberian Cat Akhir)






Cara Mengecat Dinding Baru


Yang harus dilakukan untuk memulai proses pengecetan adalah menyiapkan
permukaan yang akan dicat. Pastikan permukaan dinding bersih dan kering untuk
mencegah terjadinya pengelupasan. Kerjakan pengecatan pada siang hari. Mulai
dari dekat jendela menuju ke ruang dalam. Bila mengecat seluruh ruangan,
kerjakanlah mulai dari langit-langit yang diteruskan ke dinding dekat kusen jendela,
pintu-pintu, dan kemudian ke bagian bawah. Lakukanlah pembuangan sisa saat
melakukan pengecatan karena kita harus bertanggung jawab terhadap lingkungan
dengan menghindarkan membuang limbah/sisa cat ke dalam saluran pembuangan.
Terakhir adalah membiarkan sisa cat mengering di wadahnya sebelum dibuang
ketempat sampah.

1.    Pemberian Cat Dasar

Cat dasar untuk tembok dibagi dua, yaitu cat dasar yang berupa varnish
dasar air yaitu cat tanpa pigmen dengan dasar emulsi acrylic 100%. Cat dasar
ini biasanya disebut Wall Sealer Water Base. Wall Sealer sangat baik untuk
tembok baru yang banyak retak rambut untuk mengisi celah-celahnya dan untuk
menguatkan lapisan cat lama yang mulai mengapur. Kedua adalah cat dasar
yang berupa cat tembok warna putih dengan dasar emulsi acrylic 100% dan
mempunyai daya tahan alkali yang tinggi, daya rekat serta daya isi yang baik
serta kadar bahan anti jamur cukup tinggi. Cat dasar ini disebut Alkali Resisting
Primer atau Undercoat Tembok.
Cara pemakaiannya adalah encerkan cat sesuai dengan petunjuk pabrik,
jangan berlebihan, karena dapat menghilangkan fungsi cat dasar. Beri satu
atau dua lapis cat dasar.

2.    Langkah Pengecatan

a. Reaksi pengerasan (curing) semen pada plesteran harus sudah sempurna,
   minimal harus ditunggu selama 28 hari.
b. Periksa kelembapan tembok. Gunakan alat protimeter, yaitu alat pengukur
   kadar air. Kadar air harus sudah di bawah 18%.
c. Periksa kadar alkali tembok.Gunakan kertas lakmus untuk mengukur pH
   (derajat keasaman/alkali). Kadar alkali harus menunjukkan kurang lebih
   pH 8. Kalau lebih dari pH 8, berarti reaksi semen belum sempurna dan
   tembok belum layak dicat.
d. Kalau kadar air sudah rendah, tetapi kadar alkali masih tinggi, berarti masih
   ada semen bebas yang belum beraksi karena kekurangan air. Basahkan
   permukaan tembok dengan air bersih.
e. Bila semua persyaratan di atas sudah terpenuhi, bersihkan permukaan dari
    bekas percikan semen, efflorescene (pengkristalan garam), pengapuran,
    debu, kotoran, dan minyak. Gosok permukaan tembok dengan kertas
   ampelas kasar atau sikat sambil permukaan tembok dibasahi air bersih.
   Kemudian keringkan dengan kain lap yang bersih.
f. Cuci permukaan tembok dengan larutan asam chlorida (HCl) 10–15% untuk
    menetralkan alkali yang masih ada dan juga mengetching permukaan
    tembok agak lebih kasar sehingga daya lekat lebih baik.
g. Bila permukaan tembok berlumut atau berjamur, cuci dengan larutan kaporit
    10–15%.

3.    Pemberian Cat Akhir

a. Persiapan permukaan harus telah sempurna.
b. Bagian-bagian tembok yang tidak akan dicat, alat-alat rumah tangga seperti
    kursi, meja, lantai sudah ditutup plastik atau kertas koran.
c. Siapkan alat-alat pengecatan yang dibutuhkan, seperti kuas, roller, ember,
    pengaduk, tangga, dan lain-lain.
d. Periksa kaleng cat, apakah sesuai dengan ketentuan pabrik. Catat nomor
    batchnya (lot).
e. Aduk cat sampai rata dan pengenceran sesuai dengan kebutuhan pabrik.
f. Selang waktu antara setiap lapis harus cukup lama. Secara teoritis adalah
2–4 jam, tetap sebaiknya minimal 8 jam atau semalam.
g. Ventilasi ruangan harus sebaik mungkin dan kalau dapat pengecatan
    dilakukan waktu cuaca terang dan kering. Pengenceran cat jangan langsung
    di dalam kalengnya, kecuali kalau dapat habis pada hari itu juga.
h. Tutup rapat-rapat kaleng yang yang masih ada sisa catnya untuk
    menghindari pembusukan.


Sumber: Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Jilid 2







Tidak ada komentar:

Posting Komentar